Jogja on vacation

Jogja Buanged

My Photo
Name:
Location: Jogja Hadiningrat, DIY, Indonesia

address : Jl. Jend Sudirman 93 , Yogyakarta . Contact : +62 888 287 9949

Wednesday, May 16, 2007




Friday, April 20, 2007


Wednesday, February 21, 2007

Malioboro



Yogya is filled with quaint, small shops along its main shopping street, Malioboro, selling batik apparel. Batik is a native art to Southeast Asia & is done by creating patterns on cloth using meltex wax & coloured dye. You can get batik shirts for men & ladies, sarongs, dresses & pretty much anything else.

Lots of household collectibles here too such as wood & stone carve paintings, wall hangings, beautiful art by local artists. Western type clothes can be bought at malls - good quality & cheap.

Tuesday, February 20, 2007

Sunset in Parangtritis


Warung Kawula muda


Warung
Menyinggahi tempat-tempat berkumpul tradisional yang tersebar di Yogyakarta kiranya sebuah keharusan. Sebab, di situlah anda bisa menikmati nuansa khas Yogyakarta, mulai dari santapannya hingga keakraban yang terbangun antar pengunjungnya. Di situ pula, generasi muda di kota wisata ini berkumpul dan merancang banyak kegiatan.

Perjalanan menyinggahinya bisa dimulai dari warung Poci Pak Min, yang terletak di dekat Sekolah Menengah kesenian Yogyakarta, sebelah barat daya kraton. Sesuai nama warungnya, tempat itu menyediakan menu utama teh poci, yaitu teh yang diseduh di dalam poci dan dihidangkan dalam gelas tanah liat berisi gula batu. Biasanya teh itu sangat kental dan kuat aroma melatinya.

Berkonsep seperti angkringan, Poci Pak Min menawarkan hidangan lain yang tak kalah nikmat, seperti nasi oseng dengan lauk gorengan tempe dan tahu, sate dan sebagainya. Harganya pun cukup murah, dengan mengeluarkan uang kurang dari Rp 10.000,00 anda bisa mencicipi nikmatnya teh poci sekaligus mentantap hidangan yang dijajakan di tempat itu.

Warga Yogyakarta dari beragam komunitas dan rentang usia biasanya menggunakan warung Poci Pak Min sebagai tempat berkumpul. Bila anda ingin mengenal lebih dekat warga Yogyakarta, mengunjungi tempaty ini adalah pilihan tempat. Biasanya, warung itu mulai ramai dikunjungi dari sore hari sekitar pukul 17.00 WIB hingga menjelang tengah mala, sekitar pukul 23.00 WIB.

Selain Poci Pak Min, di kawasan Gowok, tepatnya sebelah selatan Plaza Ambarukmo juga terdapat tempat berkumpul yang cukup menyenangkan, yaitu Warung Kopi Blandongan. Sempat mengusung semboyan menyelamatkan bangsa dari kekurangan kafein, warung kopi ini menyediakan kopi istimewa yang diolah langsung dari biji yang diperoleh pengelola warung.
Semboyan yang diusung warung ini memang dapat dibuktikan dari rasa kopinya. Kopi Blandongan memiliki kekentalan dan rasa pahit yang pas, disajikan dalam porsi yang tepat dalam cangkir kecil. Kekentalan kopinya bahkan bisa dilihat dari ampas kopi yang tertinggal dalam cangkir ketika anda telah selesai menikmati kopi yang disajikan.

Suasana warung kopi ini sangat tepat dijadikan tempat berkumpul. Tempat duduk pengunjungnya berkonsep lesehan dan tanpa sekat memungkinkan menampung banyak orang. Dengan penerangan lampu-lampu kuning dan dinding bambu, anda seolah diajak menikmati suasana kedai kopi di sebuah pedesaan. Bila lapar karena terlalu lama berkumpul, anda bisa menikmati makanan kecil seperti kacang dan gorengan yang bisa menjadi pengganjal perut.
Di sebelah selatan Warung Kopi Blandongan juga terdapat sebuah kedai kopi yang dinamai Kopi Grek. Kedai kopi itu menawarkan kopi dengan porsi yang lebih banyak namun tak begitu kental. Meski juga menjadikan kopi sebagai hidangan utamanya, kedai Kopi Grek memiliki suasana yang berbeda, misalnya tempat duduk yang tersebar di halaman terbuka sehingga tepat untuk menikmati udara malam. Kedai Kopi Grek juga menyediakan menu nasi, berbeda dengan Blandongan yang hanya menyediakan makanan kecil.

Harga Kopi Grek dan Kopi Blandongan hampir sama dan tak mahal. Secangkir kopi di Warung Kopi Blandongan dijual dengan harga Rp 2.000,00 sementara di Kopi Grek Rp 2.500,00. Kadang, Warung Kopi Blandongan juga mengemas kopi hasil gilingannya dalam plastik untuk dijual dalam bentuk bubuk, dijual dengan harga kurang dari Rp.10.000,00 untuk setiap kemasan yang berukuran 250 gram.

Naskah: Yunanto Wiji UtomoPhoto: Sigit NugrohoCopyright © 2006 YogYES.COM

Paris Van Jogja ?

Paris van Djokdja

Ternyata tak sedikit daerah di Yogyakarta yang memiliki nama sama dengan daerah atau kota lain di dalam dan luar negeri. Seluruhnya adalah hasil proses penamaan yang cukup unik, bisa didasarkan pada sesuatu yang menonjol di daerah tertentu sehingga secara kebetulan sama dengan daerah lain, bisa pula dilakukan oleh generasi muda Yogyakarta dengan menyingkat nama sebenarnya sehingga menjadi semacam nama gaul.

Sebut saja dusun Bandung, daerah di Playen, Kabupaten Gunung Kidul yang bernama sama dengan Bandung, ibu kota Propinsi Jawa Barat. Dusun itu dinamai berdasarkan adanya sebuah pemandian bernama Sendang Bandung yang konon airnya dibawa dari Laut Selatan oleh Nyai Andansari. Di sana, anda tak akan menemukan peyem (ketela utuh yang diragi menjadi tape) seperti di kota Bandung, namun di waktu tertentu akan menjumpai serabi kocor (makanan dari tepung beras berkuah air gula jawa).

Ada lagi daerah Kuningan yang terletak dekat dengan Jalan Colombo, sebelah timur Bunderan Universitas Gadjah Mada. Daerah itu unik, karena tidak saja memiliki kesamaan nama dengan kota Kuningan di Jawa Barat, tetapi juga banyak didiami oleh orang-orang dari kota bernama sama tersebut. Umumnya, orang-orang Kuningan Jawa Barat yang tinggal di Kuningan Yogyakarta membuka warung burjo (bubur kacang ijo) yang menjadi langganan mahasiswa kos-kosan di kota pelajar ini.

Masih ada Depok, sebuah daerah di sekitar ring road timur Yogyakarta yang namanya sama dengan Kotamadya Depok, daerah di sebelah timur Jakarta. Keduanya sama-sama menjadi kompleks kampus. Jika Depok sebelah Jakarta menjadi kompleks kampus Universitas Indonesia dan Gunadarma, maka Depok di Yogyakarta menjadi kompleks kampus Universitas Pembangunan Nasional, Universitas Proklamasi 45 dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Bila berbicara nama gaul suatu daerah yang lahir dari penyingkatan nama sebenarnya, maka yang paling terkenal adalah Paris. Bukan menunjuk pada Paris ibu kota Perancis yang menjadi kiblat mode dunia, tetapi Paris yang merupakan singkatan Parangtritis, pantai di selatan Yogyakarta yang terkenal dengan ombaknya yang besar. Paris Yogyakarta menawarkan pemandangan laut yang indah serta kenikmatan menyusuri pantai dengan menunggang kuda, pengalaman yang tak kalah menarik dengan memandang menara Eiffel.

Daerah lain yang dinamai dengan proses serupa menurut data YogYES adalah Pasar Kembang yang sering juga disebut Pakistan, singkatan dari Pasar Kidul Stasiun sebab berada di sebelah selatan Stasiun Tugu Yogyakarta. Daerah bernama sama dengan sebuah negara di sebelah barat India itu menawarkan penginapan dengan harga terjangkau dan gang sempit yang siap menggoda iman setiap lelaki yang melewatinya. Anda pun bisa langsung menuju Malioboro dan Sosrowijayan untuk memulai petualangan wisata yang lain dari daerah ini.

Bila mengelilingi Yogyakarta, anda mungkin akan menemukan beberapa daerah dengan nama yang sama. Jetis misalnya, tak hanya ada di utara Tugu tetapi juga ada di Kabupaten Bantul. Sementara Pathuk bukan hanya tempat penjualan bakpia, tetapi juga sebuah bukit di Jalan Wonosari. Bagaimana, penasaran untuk mengelilingi semua daerah itu? Tentu anda akan menemukan banyak hal menarik jika sampai di sana.

Naskah: Yunanto Wiji UtomoPhoto & Artistik: Singgih Dwi CahyantoCopyright © 2006 YogYES.COM

Coffe Shops


Coffee Shop
Sedikit kafein dalam secangkir kopi memang teman yang paling tepat untuk melewatkan sore dan malam, baik dalam kesendirian ataupun keramaian. Karenanya, menikmati kopi di cafe-cafe yang ada di Yogyakarta tentu menjadi agenda wisata yang mengasyikkan. Sambil menikmatinya, anda bisa mengenal lebih dekat Yogyakarta lewat komunitas-komunitas yang nongkrong di dalamnya.

Terdapat beragam konsep cafe, mulai dari yang masih dekat dengan konsep awal hingga cafe yang telah menyesuaikan diri dengan budaya Yogyakarta kekinian. Menu kopinya pun beragam, ada menu klasik espresso hingga kopi khas Indonesia seperti Jawa, Aceh, dan Toraja. Di cafe-cafe itu, berdiam komunitas penwggerak seni, pecinta buku hingga komunitas cyber seperti bloggers dan gamers.

Anda yang gemar membaca dan berinteraksi dengan para pecinta buku bisa mengunjungi Deket Rumah Cafe yang terletak di Sagan serta Coffee Break Cafe yang berlokasi di di Jalan Kaliurang. Beragam buku dengan berbagai tema, mulai dari bacaan ringan seperti komik hingga buku yang mengusung tema filsafat bisa didapatkan di kafe itu sehingga akan memuaskan hasrat membaca anda.

Di Deket Rumah, anda bisa membaca buku-buku sastra yang dikarang oleh penulis lokal maupun manca. Ada buku karya penulis Indonesia legendaris Sutan Takdir Alisjahbana, Pramoedya Ananta Toer dan N.H Dini hingga penulis peraih Nobel Sastra seperti Milan Kundera, Nawal el Sadaawi dan Umberto Eco. Beberapa buku bahkan bisa disewa dengan persyaratan tertentu.

Jika ingin menikmati kopi sambil mengenal lebih dekat Yogyakarta lewat karya para senimannya, anda bisa mengunjungi Via-Via Cafe yang terletak di Prawirotaman, V-Art Gallery and Cafe yang ada di Jalan Solo dan Djendelo Cafe yang berlokasi di ujung utara Jalan Gejayan. Kafe-kafe itu berfungsi ganda, selain sebagai tempat menikmati kopi juga sebagai ruang pameran seni.

Beberapa pameran pernah diadakan di kafe tersebut, misalnya Pameran Lukisan Pesawat Tempur yang diadakan pada November 2006 lalu di Via-Via Cafe. Di Djendelo Cafe juga sering diadakan berbagai macam pameran lukisan, begitu juga di V-Art Galery yang sering menggelar pemutaran video yang digarap oleh seniman Yogyakarta.

Kemudahan berselancar di dunia maya dan berinteraksi dengan para anggota komunitas cyber adalah tawaran lain yang diusung Lor Kali Cafe yang terletak di dekat Jalan Gejayan dan Kedai Kopi yang ada di Selokan Mataram. Lewat fasilitas komputer yang tersambung jaringan internet ataupun fasilitas hotspot, di Kedai Kopi anda bisa berselancar di dunia maya secara gratis.
Bila lebih suka menggunakan jaringan internet untuk bermain game, anda bisa mendatangi Empire yang berada di ujung utara Jalan Gejayan. Tempat yang baru saja dibuka ini telah menjadi salah satu pusat kegiatan para gamers di Yogyakarta. Selain itu, tempat ini juga menyediakan kafe nyaman yang cocok untuk beristirahat sejenak kala lelah bermain.
Meski tak mau menjuluki dirinya coffee shop, Kinoki yang terletak di Jalan Suroto Kotabaru juga menyajikan beragam menu kopi dan suasana open space yang nyaman. Selain memanjakan anda dengan kopi, tempat yang bermotto 'bukan bioskop, bukan coffee shop' itu juga menjadi tempat berkumpul para seniman Yogyakarta yang bergerak di bidang perfilman.

Setiap hari Kinoki menyuguhkan film-film menarik, mulai yang telah memenangkan berbagai festival film hingga film-film indie yang digarap oleh sineas-sineas muda berbakat Indonesia. Selain itu, Kinoki kadang juga menjadi tempat menggelar pembacaan cerita pendek, puisi, obrolan ringan dan bahkan peragaan busana.

Umumnya, kafe-kafe di Yogyakarta buka mulai pukul 17.00 WIB, namun banyak pula yang buka dari siang hari. Kedai Kopi dan Coffe Break adalah beberapa kafe yang buka mulai siang hari, sekitar pukul 10.00 - 24.00 WIB. Sementara Kinoki dan Djendelo Cafe baru mulai buka pada pukul 17.00 dan mulai memutar film sekitar pukul 19.30 WIB.

Naskah: Yunanto Wiji UtomoPhoto: Sigit NugrohoCopyright © 2006 YogYES.COM